Kami dari Sekolah Palembang Harapan Kelas 9, kami melakukan Field Trip GODiscovering 2019. Pada hari terakhir field trip, kami mengunjungi Komunitas Hong. Komunitas Hong adalah komunitas yang melestarikan dan menjaga permainan dan juga tradisional Indonesia. Suasana di daerah tersebut terkesan alami dan menyenangkan. Suasana di daerah tersebut cukup terang dan sedikit sejuk karena dikelilingi pohon. Kami melakukan aktivitas seperti memainkan permainan ataupun membuat sebuah mainan.
We are from Sekolah Palembang Harapan Grade 9, we were doing a Field Trip with the theme GODiscovering 2019. On the last day of Field Trip, we were visiting the Hong Community, the Hong Community is a Community that preserves games and toys from Indonesia, the place seemed natural and surrounded by trees, the buildings are made of woods, that makes the place look more natural and interesting. What we were doing there is playing traditional toys and games from Indonesia. We also make toys from Indonesia.
rororoda (Kevin)
Permainan yang kami mainkan adalah Cublak-cublak Suweng, dimana permainan tersebut seru dan kami memainkannya dengan antusias. Juga mainan yang kami buat adalah keris-kerisan, mainan tersebut dibuat menggunakan sebuah daun kelapa yang kemudian dibelah dua, kemudian dibentuk seperti keris panjang. Kami juga diberikan sebuah kincir bunyi, kincir tersebut dapat menghasilkan suara yang cukup keras, walau suara tersebut mengganggu, kincir tersebut tetap seru dimainkan dan terlihat menarik. Kami juga diberikan makanan ringan khas daerah Lembang yaitu keripik singkong dan juga minuman tradisional yaitu bandrek.
We were playing Cublak-cublak Suweng. It was really fun. After playing some games, we made a traditional toy. It’s called Keris-kerisan. It is made of coconut leaves that is cut into half and we fold it until it looks like a sword or a keris. We are given a wind turbine, it can produce a loud sound, the sound was annoying but we enjoyed playing it. We are also given some snacks, it is some cassava chips and a cup of bandrek.
kincir yang diberikan oleh komunitas
hong ( Kevin )
Makanan dan minuman tersebut sangat menarik perhatian, sehingga banyak sekali yang mengantri untuk mencoba makanan ringan tesebut. Kami merasa senang dan menikmati kegiatan-kegiatan yang kami lakukan bersama dan dapat mempelajari permainan-permainan ataupun mainan dari Indonesia. Permainan yang berasal dari Palembang adalah Yeye. Yeye adalah permainan yang menggunakan karet yang disatukan, kemudian diayunkan oleh dua orang dan pemain harus melompati ayunan tali karet tersebut, bila gagal, maka pemain tersebut kalah.
The snack looks interesting that we all queued for the snacks, the snacks are good, we all enjoyed the snacks. We are all happy and we all learnt about traditional games and toys. Palembang also has a lot of traditional games, 2 of them are Yeye and Ore-orean. Yeye is a toy that is made of rubber bands, it looks like a skipping rope. The yeye are played by 3 players, 2 players are going to hold the yeye and one player is going to jump over the yeye just like skipping rope.
Daffa dan Selvin sedang bermain ekor monyet (Kevin)
Permainan dari Palembang yang tak kalah seru dengan permainan Yeye adalah Ore-orean. Permainan Ore-orean adalah permainan yang bisa dimainkan oleh banyak pemain dari berbagai kalangan, dari anak hingga dewasa dapat memainkan permainan ini. Permainan ini terdapat dua bagian, yaitu pengejar dan yang dikejar, pemain yang mengejar akan mengejar pemain lain, bila pemain tersebut bersentuhan secara fisik dengan si pengejar, maka pengejar akan mengatakan “jadi” atau berarti tag, maka si pemain yang disentuh menjadi pengejar dan mengulang cara main yang tadi.
Ore-orean is a game that can be played by everyone, from kids to adults can play this game. Ore-orean is a game that consists of two groups which are the chaser and the runners. The chaser will be chasing the other player, if the chaser touched another player, then the chaser will say “jadi” or in English we call it “tag”. The player that is touched became a chaser and must chase another player.
Cheri sedang bermain game konsentrasi (Kevin)
Permainan yang saya sukai di Komunitas Hong adalah Cublak-cublak Suweng, permainan tersebut dimainkan dengan cara menepuk tangan anggota tim sesuai dengan ritme yang ditentukan pemain lagu. Bila salah satu tim tidak menepuk tangan salah satu anggota lainnya, maka tim tersebut dianggap gugur atau kalah.
My favourite traditional games from the Hong Community are Cublak-cublak Suweng. Cublak-cublak Suweng is played by many groups, each group consists of two players or four players, the players must clap their hands with their group members and following the rhythm of the song. If a player or all the players in the group failed, then the group lost the game.Perempet jengkol (Kevin)
Permainan yang kami juga sukai adalah permainan ekor monyet, permainan tersebut menggunakan sebuah sarung yang digulung di pinggang dan dijadikan ekor, setiap ronde akan diisi 2 pemain, pemain yang berhasil menarik ekor atau sarung pemain lainnya, maka pemain tersebut dinyatakan menang. Bila sebaliknya, maka pemain tersebut gugur atau kalah
A traditional game that we also like is Ekor Monyet, this game are played by two players, they will be pulling each other’s tail, the tail is made of a traditional sarong that are folded into a shape of monkey tail. If a player pulled a player’s tail, then the player is winning and the pulled one lost.
Bermain di komunitas Hong ( Kevin )
Setelah mengunjungi Komunitas Hong, saya belajar bahwa Indonesia adalah negara yang beragam, budaya-budayanya sangatlah banyak, maka permainan-permainan atau mainannya juga tentu beragam. Saya merasa senang dan bersyukur karena dapat memainkan beberapa permainan tradisional negeri sendiri. Saya sendiri merasa bangga dan bersyukur karena Tuhan menciptakan beragam mainan atau permainan agar manusia di muka bumi dapat menjadi terhibur. Karena Tuhan juga manusia dapat menjaga dan melestarikan permainan atau mainan Indonesia sehingga orang-orang lain juga dapat mencoba dan mempelajari permainan dan budaya negeri sendiri. Tuhan menjaga budaya dan permainan di negeri ini, permainan dan budaya di negeri ini tak akan bertahan tanpa penyertaan Tuhan selama ini.
After visiting the Hong Community, I learned that Indonesia has a lot of traditions and also games, I was happy because I could play some traditional games and toys from our own country. I feel proud and I felt thankful because God helped those people who made the traditional games so that humans in this world could feel happy. It is also because of God that protects and also preserving the traditional games and toys that they could be enjoyed and learned by everyone in this world.